Masih belum banyak diketahui dan seringkali menyebabkan kesalahpahaman bahwa penyakit dengan nama “diabetes” merupakan penyakit yang disebabkan oleh kadar gula yang bermasalah. Seperti penyakit Diabetes insipidus yang tidak disebabkan oleh permasalahan kadar gula, melainkan penyakit saat ginjal seseorang memproduksi kadar urine yang terlalu banyak. Diabetes insipidus juga tergolong sebagai penyakit yang langka.
Sebab idealnya ginjal memproduksi urine sebanyak 1,8 liter setiap harinya, tetapi pada penderita diabetes insipidus, ginjal bisa memproduksi urine dengan volume 3 sampai 18 liter setiap harinya. Hal tersebut berakibat pada penderita diabetes insipidus yang terus menerus merasa haus dan memerlukan asupan cairan dalam jumlah banyak.
Diabetes insipidus bisa disebabkan adanya masalah dengan hormon vasopressin (AVP) atau disebut juga dengan hormon antidiuretik. AVP tersebut dihasilkan di hipotalamus yang kemudian disimpan di kelenjar pituitari hingga diperlukan sewaktu-waktu. AVP juga digunakan untuk mengatur kadar air tubuh seseorang dengan bertugas mengendalikan jumlah urine yang diproduksi oleh ginjal. Ketika kadar air dalam tubuh menurun, kelenjar pituitari akan melepaskan AVP untuk menghentikan urine yang diproduksi.
Pada penderita diabetes insipidus, AVP tidak bisa mengendalikan kadar air tubuh. Oleh sebab itu, penderitanya mengeluarkan urine terlalu banyak. Penderita diabetes insipidus biasanya akan mengalami beberapa gejala seperti:
- Terus-menerus merasa haus
- Menghasilkan urine dalam jumlah banyak
- Sering terbangun pada malam hari sebab ingin buang air kecil
- Ingin minum air dingin
Jika kondisi diabetes insipidus lumayan parah, urine yang diproduksi bisa mencapai hingga 19 liter sehari. Padahal dalam kondisi normal, orang dewasa menghasilkan 1-2 liter urine per hari.
Jenis Diabetes Insipidus
Seberapa parah tubuh seseorang tidak bisa mengendalikan kadar cairan di dalam tubuhnya bergantung pada jenis diabetes insipidus yang diderita. Beberapa jenis diabetes insipidus adalah sebagai berikut:
Diabetes Insipidus Sentral
Diabetes insipidus jenis ini bisa disebabkan oleh adanya kerusakan kelenjar pituitari yang akibat operasi, tumor, cedera kepala, atau penyakit lainnya. Kondisi ini menyebabkan AVP gagal diproduksi, disimpan, atau dilepaskan sebagaimana mestinya. Diabetes insipidus sentral juga bisa disebabkan oleh faktor keturunan.
Diabetes Insipidus Nefrogenik
Diabetes insipidus nefrogenik terjadi saat adanya kerusakan pada salah satu bagian ginjal yakni pada tubulus ginjal. Bagian tubulus tersebut merupakan struktur dalam ginjal yang berguna untuk melakukan penyerapan atau pengeluaran cairan tubuh. Kondisi tersebut dapat terjadi sebab penyakit turunan atau penyakit ginjal kronis. Di samping itu, konsumsi obat tertentu turut memicu terjadinya diabetes insipidus nefrogenik.
Diabetes Insipidus Gestasional
Diabetes insipidus gestasional merupakan jenis diabetes insipidus yang cukup langka dan hanya terjadi selama masa kehamilan saja. Pada penderitanya, enzim yang dihasilkan plasenta justru menyerang AVP milik ibu.
Polidipsia Primer
Diabetes insipidus jenis ini dikenal juga dengan istilah diabetes insipidus dipsogenik, kondisi tersebut menyebabkan seseorang memproduksi urine yang sangat banyak. Hal tersebut disebabkan karena mengonsumsi terlalu banyak air. Kondisi demikian terjadi karena terdapat masalah pada mekanisme yang mengatur rasa haus di hipotalamus otak. Umumnya, berhubungan dengan penyakit mental seperti skizofrenia.
Perlu diketahui, bahwa diabetes melitus dengan diabetes insipidus adalah penyakit yang berbeda meski namanya serupa. Tentu saja selain nama, cara penangannya pun berbeda. Diabetes melitus merupakan penyakit dengan masalah pada kadar gula tubuh, sedangkan diabetes insipidus yang menjadi masalah adalah kadar air tubuh.
Meski sama-sama diabetes, kedua penyakit tersebut tentu saja berbeda. Pada penderita diabetes insipidus biasanya akan terus menerus merasakan haus sebab tubuh kehilangan banyak cairan dan perlu banyak asupan cairan. Pada kasus diabetes insipidus, komplikasi yang mungkin dapat terjadi ialah dehidrasi. Kondisi tersebut terjadi saat seseorang mengeluarkan cairan lebih banyak daripada asupan yang didapatkan. Gejalanya yaitu perubahan pada elastisitas kulit, rasa haus yang berlebihan, mulut kering, hingga merasa lemah akibat dehidrasi.
Cara Mengatasi Diabetes Insipidus
Pada beberapa kasus yang pernah terjadi, diabetes insipidus tidak bisa disembuhkan. Tetapi penanganan penderita diabetes insipidus bisa dilakukan dengan cara dikelola menggunakan obat-obatan. Seperti yang direkomendasikan Cleveland Clinic, desmopresin merupakan salah satu obat yang bisa digunakan. Obat tersebut bekerja seperti ADH dan kerap digunakan untuk mengobati diabetes insipidus sentral. Desmopresin bisa diberikan dalam bentuk pil, semprotan hidung, atau suntikan.
Obat antiinflamasi, pil cair, dan obat pereda nyeri seperti aspirin dan ibuprofen juga bisa membantu. Perawatan untuk diabetes insipidus nefrogenik umumnya memang lebih rumit dan terkadang harus menggunakan beberapa jenis obat. Apabila kondisi tersebut disebabkan oleh pengobatan, maka metode pengobatan harus diganti. Sedangkan untuk diabetes insipidus jenis dipsogenik, perawatan justru kurang efektif. Jika diakibatkan oleh kondisi yang didasari oleh penyakit mental, pengobatan bisa diarahkan pada penyebab itu.
Selain itu, penanganan juga bisa dilakukan dengan memanfaatkan beberapa alat luar yang bisa membantu pengelolaan kondisi tubuh penderita diabetes insipidus. Saat ini terdapat alat Dr Laser yang bisa mendukung pengelolaan kondisi tubuh penderita diabetes insipidus. Harga Dr Laser yang tergolong lebih rendah jika dibandingkan dengan alat kesehatan lain menjadi pilihan yang tepat untuk para penderita diabetes insipidus sebab alat tersebut memiliki banyak manfaat dan mudah digunakan.