Mengenal Ciri Khas Rumah Adat Yogyakarta

Banyak orang yang masih menganggap bahwa rumah adat Yogyakarta adalah Rumah Joglo. Rumah Joglo merupakan rumah adat Jawa Tengah, sementara Yogyakarta dan Jawa Tengah adalah dua provinsi yang berbeda. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki rumah khas sendiri, yaitu Bangsal Kencono.

Menurut beberapa literatur sejarah, Bangsal Kencono pertama kali dibangun pada tahun 1756 oleh Sultan Yogyakarta kala itu. Pada masa tersebut, rumah adat Yogyakarta ini difungsikan sebagai area tempat tinggal Sultan dan tempat dilaksanakannya aneka prosesi adat. Untuk mengenal Bangsal Kencono lebih lanjut, simak uraian tentang ciri khas dan fungsinya berikut ini.

Ciri Khas Rumah Adat Yogyakarta

Berbeda dengan Rumah Joglo yang dimiliki Jawa Tengah, Bangsal Kencono memiliki beberapa ciri khas yang sangat unik. Sebagai tempat tinggal Sultan Yogyakarta, rumah adat satu ini bisa dilihat ciri khasnya dari segi ukuran, bentuk dan struktur bangunan, hingga ornamen-ornamennya.

  1. Ukuran Rumah

Dari segi ukuran, rumah khas Yogyakarta ini disesuaikan dengan kebutuhan. Khusus Bangsal Kencono yang dimiliki Keraton Yogyakarta, ukurannya sangat luas karena berguna untuk menampung ratusan tamu istana. Selain ukuran bangunannya yang luas, halaman rumah adat ini juga tak kalah lebarnya seperti yang ada di situs mimpibaru.com, yaitu 14.000 meter persegi.  

  1. Struktur Bangunan

Bentuk atap Bangsal Kencana mirip Rumah Joglo yang menggunakan atap tajug yang ditopang oleh empat buah tiang. Tiang yang ada di bagian tengah bangunan disebut sebagai soko guru. Material bangunan mengusung bahan-bahan yang berkualitas, seperti pada bagian atap yang menggunakan genting tanah. Genting tanah memiliki ketahanan yang baik terhadap panas sehingga rumah terasa sejuk.

Empat tiang penopang rumah adat Yogyakarta ini menggunakan material umpak batu berwarna hitam keemasan. Sementara itu, bagian lantainya menggunakan marmer atau granit. Pemilihan marmer pada bagian lantai Bangsal Kencono juga semakin mendukung suasana rumah yang sejuk.

  1. Ornamen

Ornamen pada bagian dalam dan luar rumah disesuaikan satu sama lain. Apabila interiornya dihiasi aneka ukiran bernuansa alam, maka area eksteriornya diletakkan berbagai macam pot bunga dan tanaman-tanaman hijau. Di bagian halaman, terdapat sangkar burung yang semakin menyempurnakan pemandangan.

Keberadaan sangkar burung sebenarnya bukanlah tanpa maksud. Filosofi sangkar burung pada rumah adat Yogyakarta ini adalah sebagai perwujudan betapa pentingnya hewan di sebuah rumah. Dalam budaya Jawa, kicauan burung merupakan pertanda sesuatu yang dekat dengan nuansa alam sekaligus sebagai pemandu penghuninya agar senantiasa menjaga kelestarian alam.

Fungsi Rumah Adat Yogyakarta

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, Bangsal Kencono dulunya memiliki fungsi utama sebagai arena untuk menyambut tamu, menggelar aneka acara adat, dan tempat tinggal Sultan. Berikut ini ulasan sejumlah fungsinya berdasarkan bagian-bagian yang terdapat di dalam rumah.

  1. Bagian Depan

Bagian depan rumah Bangsal Kencono terdiri atas tiga sub area, yaitu Gladhag, Alun-Alun Lor, serta Masjid Gede. Tiap sub area memiliki fungsi masing-masing, yaitu:

  • Gladhag Pangarukan, yakni bagian gerbang utama yang berfungsi sebagai pintu masuk ke area Bangsal Keraton.
  • Alun-alun Lor adalah lapangan yang ada di utara dan berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan berbagai acara.
  • Masjid Gedhe digunakan sebagai tempat ibadah para punggawa Sultan.
  1. Bagian Inti

Bagian inti rumah memiliki lebih banyak sub area dengan fungsi yang berbeda-beda. Secara garis besar, inti Bangsal Kencono memiliki tujuh bagian. Berikut ini ulasan lengkapnya.

  • Bangsal Pagelaran: bangunan khusus para punggawa untuk menghadap raja ketika upacara resmi.
  • Siti Hinggil Ler: area yang bermanfaat sebagai tempat upacara resmi Kesultanan Yogyakarta.
  • Kamandhungan Ler: bangunan yang ada di utara, berfungsi untuk memutuskan perkara hukum.
  • Sri Manganti: merupakan bagian yang memiliki fungsi sebagai tempat menerima tamu.
  • Kedhaton: adalah tempat tinggal keluarga Kesultanan Yogyakarta.
  • Kemagangan: berfungsi sebagai tempat menerima abdi dalem, apel kesetiaan pada abdi dalem, dan tempat latihan.
  • Siti Hinggil Kidul: tempat yang digunakan Sultan menyaksikan gladi resik Grebeg, latihan prajurit perempuan, upacara awal pemakaman Sultan, serta adu rampogan.
  1. Bagian Belakang

Di bagian belakang Bangsal Keraton hanya ada dua sub area. Seperti halnya bagian lain, keduanya memiliki fungsi khusus. Berikut ini ulasan selengkapnya.

  • Alun-alun Kidul, yaitu lapangan yang terletak di bagian selatan Bangsal Kencono. Fungsi utamanya adalah sebagai arena berlatih prajurit keraton.
  • Plengkung Nirbaya, bermanfaat sebagai poros untuk menuju bagian gerbang utama. Biasanya, Plengkung Nirbaya akan semakin ramai ketika sedang dilakukan prosesi pemakaman Sultan.

Mengenali berbagai macam hal tentang rumah adat Yogyakarta ternyata sangat menarik. Semoga dengan pembahasan diatas, pengetahuan Anda semakin bertambah dan semakin mencintai kebudayaan-kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia.