Nama tari remo memang tidak terlalu dikenal, terutama bagi orang-orang di luar Provinsi Jawa Timur yang menjadi tempat asal tari tradisional ini. Namun, layaknya seni tari tradisional yang lain, tari remo juga mengandungnilai-nilai filosofis dari setiap gerakannya. Tari yang berasal dari Jombang ini kerap dijadikan sebagai sarana hiburan rakyat.
Selain untuk hiburan rakyat setempat, tari remo juga digunakan untuk menyambut tamu istimewa seperti tamu kenegaraan. Tari remo berasal dari Jawa timur ini juga kerap dijadikan bagian pembuka dari kesenian Ludruk.
Tari remo kerap dibawakan oleh penari laki-laki karena memang mengisahkan tentang seorang pangeran yang berlaga di medan pertempuran. Oleh karena itulah gerakan pada tarian ini pun memberikan kesan yang kuat, tegas, serta maskulin.
Namun dalam perkembangannya, muncul tari remo putri yang memungkinkan penari perempuan untuk mementaskan tarian ini.
Meski tari remo berasal dari Jombang, tarian ini dapat ditemukan di beberapa daerah lain di Jawa Timur. Hal ini menyebabkan munculnya variasi pada tari remo, salah satunya dari segi busana. Busana tari remo ada 5 jenis, yaitu Jombangan, Malangan, Sawunggaling, Surabayan, dan Remo Putri.
Meski begitu, perbedaan di antara kelimanya tidak begitu mencolok terutama pada busana tari remo putri di mana penari menggunakan sanggul serta mekak hitam yang menutup bagian dada.